Search This Blog

Thursday, March 27, 2014

mdadm "auto-read-only" Linux Software RAID solution

If you have the "(auto-read-only)" beside an array I have no idea why that happens but it is easy to fix.
Just run "mdadm --readwrite /dev/md1" (rename md0 to the device with the problem and it will begin to resync.

md1 : active (auto-read-only) raid1 sdb2[0] sda2[1]
      19534976 blocks [2/2] [UU]
        resync=PENDING
     
md0 : active raid1 sda1[2] sdb1[0]
      488287488 blocks [2/1] [U_]
      [>....................]  recovery =  1.9% (9341504/488287488) finish=302.1min speed=26421K/sec
     
unused devices: <none>
# cat /proc/mdstat
# mdadm --readwrite /dev/md1
# cat /proc/mdstat         
Personalities : [raid1]
md1 : active raid1 sdb2[0] sda2[1]
      19534976 blocks [2/2] [UU]
        resync=DELAYED
md0 : active raid1 sda1[2] sdb1[0]
      488287488 blocks [2/1] [U_]
      [>....................]  recovery =  1.9% (9677184/488287488) finish=302.5min speed=26368K/sec
     
unused devices: <none>

Cara Install .deb di terminal

$ sudo dpkg -i nama paket.deb

Menambah HDD di Active RAID 5

I've done this twice. From 4 to 5 disk raid5, then 5 to 6. It was online and mounted the entire time. Here is my log from 5 to 6.

The mdadm --grow took about 10-12 hours. And the resize2fs took a bit under 30 minutes. While it's growing, you can use watch -n3 cat /proc/mdstat to watch its progress. And while it's doing the resize2fs, you can use watch -n3 df to watch. Also I should mention that while it was doing all this, I even downloaded a few gigs worth of stuff and was heavily reading from the raid the entire time (seeding 500+ torrents with about 5-10 of them active at any given point and watching shows/movies from it).

Menambah spare harddisk RAID cadangan di Ubuntu Server


Pernah saya bahas di artikel “Uji coba auto recovery RAID”, bahwa system RAID mampu melakukan recovery harddisk secara otomatis ketika ada harddisk RAID yang rusak. Secara sistematis, sistem RAID akan mengganti harddisk yang rusak tersebut dengan harddisk cadangan (spare) yang telah disiapkan sebelumnya. Sehingga jumlah kapasitas fault tolerance yang dimiliki sistem RAID tetap utuh. Jika anda belum mengetahui sistem kerja teknologi RAID mungkin ada baiknya anda membaca artikel saya sebelumnya yang berjudul “Pengetahuan singkat teknologi RAID”. Lalu bagaimana jika harddisk cadangan yang telah disiapkan habis? Anda perlu mengganti harddisk yang rusak tersebut dengan harddisk yang baru, kemudian konfigurasikan harddisk yang baru tersebut dengan file system RAID dan silakan tambahkan ke dalam array (md device) RAID yang dipakai.

Uji coba Manual Recovery RAID 6 Harddisk di Ubuntu Server

Setelah kemaren saya mencoba mengetes system agar melakukan auto recovery system RAID, sekarang saya ingin mencoba melakukan recovery system RAID secara manual. Meneruskan dari artikel sebelumnya, komposisi harddisk yang di susun menggunakan system RAID terdiri dari sdb5, sdd5, sde5 dan sdf5 dengan kapasitas total 2GB. Sedangkan sdc5 sedang saya cabut dari posisi semula, alias tidak dipasang di server secara fisik. Langkah berikutnya adalah saya akan mencabut harddisk sdf5 secara fisik seperti yang saya lakukan pada harddisk sdc5 sebelumnya. Setelah mencabut, saya akan melihat status kapasitas system dengan menjalankan perintah:
df -h

Studi Kasus: Uji coba Auto Recovery Harddisk RAID 6 dengan fitur Fault Tolerance

Terus terang sebenarnya saya penasaran untuk mencoba membuktikan fitur fault tolerance di RAID, maka di tulisan ini yang merupakan kelanjutan dari artikel sebelumnya yang berjudul “Konfigurasi harddisk RAID 6 di proses instalasi Ubuntu Server”, saya akan melakukan uji coba untuk merusak (mencabut) salah satu harddisk yang telah di konfigurasi menggunakan RAID 6. Jika menilik dari tulisan sebelumnya (yang telah saya sebutkan di atas), saya telah melakukan konfigurasi RAID level 6 yang tersusun dari 5 buah harddisk yang setiap harddisk berkapasitas 1 (Satu) GB. Ke lima harddisk tersebut adalah sdb5, sdc5, sdd5, sde5 yang diset sebagai RAID aktif dan sdf5 sebagai RAID inaktif alias digunakan sebagai harddisk cadangan (spare harddisk). Lalu sebagai uji coba, saya akan mencabut salah satu harddisk yaitu harddisk sdc5 kemudian saya ingin melihat bagaimana system dapat melakukan auto recovery melalui catatan di bawah ini:

Mengenal RAID 6 dan konfigurasi harddisk RAID 6 di proses instalasi Ubuntu Server

Jika pada tulisan sebelumnya saya sudah membahas bagaimana melakukan setting RAID 0,RAID 1 dan RAID 5, maka di tulisan kali ini saya akan membahas bagaimana setting harddiskRAID 6RAID 6 ini adalah teknologi terbaru dari RAID yang pernah dikeluarkan saat ini. Sebelum memulai konfigurasi RAID 6, saya ingin sedikit flash back tentang perbedaan RAID 5dan RAID 6 walaupun pernah saya jelaskan di tulisan saya sebelumnya yang berjudul “Mengenal teknologi RAID”, ini sekedar pengingat saja agar anda lebih memahami tentang teknologi RAID

Berbeda dengan RAID 5 yang hanya memiliki toleransi satu buah harddisk yang boleh rusak (fault tolerance) tanpa anda harus mengalami resiko kehilangan data, RAID 6 inimemperbolehkan hingga 2 buah harddisk yang rusak (fault tolerance). Tetapi dengan meningkatnya kemampuan jumlah penanganan harddisk yang boleh fault tolerance, maka kebutuhan minimum jumlah harddisk yang diperlukan untuk setting RAID 6 ini juga meningkat. Jika RAID 5 membutuhkan sedikitnya 3 buah harddisk, maka RAID 6 ini membutuhkan sedikitnya 4 buah harddisk agar dapat di setting menggunakan teknologi RAID 6. Teknologi paritas data yang dimiliki RAID 6 juga lebih baik dibanding RAID 5, dimana nilai paritas data pada RAID 5 hanya disebar satu blok tiap harddisk, maka pada RAID 6 ini nilai paritas data disebar 2 blok tiap tiap harddisk. Jika di ilustrasikan akan tampak seperti pada tampilan di bawah ini:

Konfigurasi harddisk RAID 5 di proses instalasi Ubuntu server

Pada tulisan sebelum-sebelumnya, saya sudah membahas tentang teknologi storage seperti LVMRAID 0 dan RAID 1, maka kali ini saya akan membahas bagaimana melakukan konfigurasi harddisk dengan teknologi RAID 5. Jika pada teknologi LVM dan RAID 0, anda tidak dijamin dengan fitur fault tolerance pada harddisk, maka kelebihan RAID 5 ini salah satunya adalah fault tolerance harddisk (seperti RAID 1) akan tetapi dengan alokasi space yang digunakan lebih besar dibanding RAID 1. Fault tolerance adalah suatu kondisi dimana salah satu dari kumpulan harddisk yang anda gunakan rusak, tetapi system mampu melakukan recovery data secara otomatis sehingga dapat menyelamatkan seluruh data di dalam harddisk yang rusak itu. Jika anda belum mengetahui tentang teknologi RAID, maka saya sarankan anda membaca terlebih dahulu artikel yang telah saya tulis sebelumnya dengan topik “Mengenal teknologi harddisk RAID”. Di tutorial ini, harddisk dengan RAID 5 ini saya konfigurasi ketika proses instalasi Ubuntu server.

Rencananya RAID 5 tersebut akan saya gunakan sebagai pondasi untuk menyimpan data-data selain file system di dalam server. Jika di RAID 1, anda minimal menggunakan 2 buah harddisk, maka di sini, jumlah minimal harddisk yang akan saya gunakan untuk dikonfigurasi dengan RAID 5 minimal berjumlah 3 buah harddisk. Kapasitas yang tersedia di RAID 1 adalah n/2 dikali kapasitas, dimana n adalah jumlah harddisk, maka di RAID 5 ini, anda akan memperoleh kapasitas dengan rumus:

(1 - (1/n)) dikali kapasitas total seluruh harddisk

sehingga jika saya menggunakan 3 buah harddisk 1TB (n=3), maka kapasitas total yang bisa saya gunakan untuk menyimpan data adalah:

(1- (1/3))*3TB = 2/3*3TB = 2TB

jadi kapasitas total 3 buah harddisk yang bisa saya gunakan untuk menyimpan data adalah 2TB kurang lebihnya jika ketiganya saya konfigurasikan dengan RAID 5.

Dimana n adalah jumlah harddisk yang digunakan. Bagaimana kalau kita langsung saja mencobanya dengan mengikuti langkah-langkah di bawah:

Pengetahuan singkat tentang teknologi RAID storage

Apa itu RAID ? RAID merupakan singkatan dari Redundant Array of Independent Disk adalah sebuah teknologi storage (media penyimpanan) yang menggunakan kombinasi beberapa hard drive menjadi satu kesatuan unit yang bertujuan meningkatkan performa data dan redundansinya. Dengan cara ini, data yang tersimpan akan didistribusikan lintas hard disk dengan beberapa cara atau yang umumnya disebut dengan pelevelan RAID.

RAID sekarang banyak digunakan dengan berbagai skema untuk melakukan penyimpanan data di komputer. Dengan RAID, data yang disimpan akan di bagi dan di replikasi ke dalam beberapa drive fisik pada harddisk. Skema atau arsitektur pada tiap-tiap level RAID yang digunakan dibedakan dengan kata RAID diikuti dengan angka (misalnya RAID 0RAID 1 dan lain-lain). Setiap skema menyediakan perbedaan keseimbangan antara reliabilitas, ketersediaan, kapasitas dan performa. RAID dengan arsitektur level diatas RAID 0 menyediakan fitur proteksi data (fault tolerance) melalui metode paritas (parity) terhadap kesalahan pembacaan sektor pada hardisk yang tidak dapat di perbaiki hingga kerusakan fisik seluruh hardisk.

Wednesday, March 26, 2014

Using mdadm to Configure RAID-Based and Multipath Storage

Similar to other tools comprising the raidtools package set, the mdadm command can be used to perform all the necessary functions related to administering multiple-device sets. This section explains how mdadm can be used to:
  • Create a RAID device
  • Create a multipath device

22.3.1. Creating a RAID Device With mdadm

To create a RAID device, edit the /etc/mdadm.conf file to define appropriate DEVICE and ARRAY values:
DEVICE /dev/sd[abcd]1
ARRAY /dev/md0 devices=/dev/sda1,/dev/sdb1,/dev/sdc1,/dev/sdd1
In this example, the DEVICE line is using traditional file name globbing (refer to the glob(7) man page for more information) to define the following SCSI devices:
  • /dev/sda1
  • /dev/sdb1
  • /dev/sdc1
  • /dev/sdd1

Perintah mdadm

NAME

       mdadm - manage MD devices aka Linux Software Raid.



SYNOPSIS

       mdadm [mode] <raiddevice> [options] <component-devices>



DESCRIPTION

       RAID  devices  are  virtual devices created from two or more real block
       devices. This allows multiple devices (typically disk drives or  parti-
       tions  there-of) to be combined into a single device to hold (for exam-
       ple) a single filesystem.  Some RAID levels include redundancy  and  so
       can survive some degree of device failure.

       Linux  Software  RAID  devices are implemented through the md (Multiple
       Devices) device driver.

       Currently, Linux supports LINEAR md devices,  RAID0  (striping),  RAID1
       (mirroring), RAID4, RAID5, RAID6, MULTIPATH, and FAULTY.

       MULTIPATH  is  not a Software RAID mechanism, but does involve multiple
       devices.  For MULTIPATH each device is a path to  one  common  physical
       storage device.

       FAULTY  is  also no true RAID, and it only involves one device. It pro-
       vides a layer over a true device that can be used to inject faults.

       mdadm is a program that can be used to create, manage, and  monitor  MD
       devices.   As  such  it  provides a similar set of functionality to the
       raidtools packages.  The key differences between  mdadm  and  raidtools
       are:

       ·   mdadm is a single program and not a collection of programs.

       ·   mdadm  can  perform  (almost) all of its functions without having a
           configuration file and does not use one  by  default.   Also  mdadm
           helps with management of the configuration file.

       ·   mdadm  can  provide  information  about your arrays (through Query,
           Detail, and Examine) that raidtools cannot.

       mdadm does not use /etc/raidtab, the raidtools configuration  file,  at
       all.  It has a different configuration file with a different format and
       an different purpose.

Tuesday, March 25, 2014

Tutorial konfigurasi partisi LVM di Linux pada proses instalasi Ubuntu Server

Seperti yang sudah pernah saya utarakan pada tutorial sebelumnya dengan judul “Konfigurasi RAID 0 di Ubuntu server”. Partisi dengan teknik LVM ini memungkinkan kita mampu menggabungkan kapasitas dari beberapa harddisk menjadi satu buah / lebih partisi besar. Berbeda dengan teknik RAID 0 yang tidak dinamis, tidak bisa menambah harddisk ketika sudah di konfigurasi. Partisi dengan teknik LVM ini memungkinkan kita bisa menambah kapasitasnya di waktu yang akan datang. Jika pada RAID 0 2 buah harddisk sebesar 1TB, 2TB, 1TB digabungkan, maka kapasitas totalnya adalah 3TB (2TB akan dibaca menjadi 1TB sesuai plafon bawah). Jika menggunakan partisi LVM maka kapasitas totalnya adalah 4TB (1TB+1TB+2TB). Selain itu, jika anda menambah hardisk lagi sebesar 2TB ke depannya, anda dapat menggabungkan partisi 2 TB tersebut kedalam partisi LVM 4TB sebelumnya, sehingga anda memiliki total kapasitas 6TB (4TB+2TB). Kemampuan penambahan kapasitas ini juga tidak dimiliki oleh RAID 0.

LVM ini merupakan partisi virtual yang berjalan di atas partisi fisik, jika digambarkan, maka akan terlihat ilustrasi seperti di bawah ini:


Menarik bukan? Bagaimana kalau kita mulai saja langkah-langkah konfigurasi LVM di Ubuntu Linux:

Tutorial ini membahas konfigurasi LVM pada saat proses instalasi, tetapi bisa juga dilakukan ketika system telah terinstall, jika anda sudah terlanjur menginstall Ubuntu dan ingin menggabungkan harddisk tambahan di dalam system menggunakan LVM, anda bisa mengikuti tutorial di link ini, :

Tutorial menggabungkan harddisk dengan LVM di Ubuntu Server


Jika pada tulisan sebelumnya yang berjudul “Konfigurasi partisi LVM di proses instalasi Ubuntu Server” dilakukan ketika proses instalasi Ubuntu Server, maka pada tutorial kali ini proses konfigurasi dilakukan di dalam sistem operasi Ubuntu yang telah terinstall sebelumnya. Disini saya akan membahas bagaimana menggabungkan beberapa harddisk / partisi ke dalam satu buah partisi besar dengan LVM. Telah diterangkan sebelumnya, dengan LVM anda dapat membuat sebuah grup virtual yang terdiri dari satu atau lebih harddisk fisik menjadi satu buah virtual partisi besar yang memiliki kapasitas total sejumlah seluruh harddisk fisik dari hasil penggabungan beberapa harddisk terpisah. Jadi misalnya anda memiliki 3 buah harddisk fisik dengan kapasitas 2 TB per buahnya, maka jika digabungkan dengan LVM, maka anda akan memiliki kapasitas total 6TB(2TB+2TB+2TB) tanpa terpisah secara fisik. Jika diilustrasikan maka seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah:

Untuk skenarionya, saya akan menggabungkan 2 buah harddisk dengan kapasitas 2,1 GB dan 1,1 GB sehingga memiliki kapasitas total kurang lebih 3 GB. Sistem operasi yang saya gunakan adalah Ubuntu Server 12.04LTS. Jadi mari kita mulai step stepnya:

Menambah kapasitas harddisk gabungan dengan LVM di Ubuntu Server



Melalui tulisan sebelumnya yang berjudul “Menggabungkan harddiskdengan LVM di Ubuntu Server”, saya sudah menerangkan bagaimana menggabungkan beberapa harddisk menjadi satu partisi besar dengan LVM, lalu bagaimana kalau kita ingin menambah kapasitas lagi di partisi LVM tersebut? Mudah saja, anda tinggal menambah harddisk baru lagi di server anda. Tetapi bagaimana menggabungkannya dengan partisi yang telah ada sebelumnya, sehingga tidak terpisah dengan partisi yang lama (tetap menjadi satu partisi besar seperti sbeelumnya)? Dengan aplikasi manajemen LVM anda dapat menggabungkannya menjadi satu partisi, sekaligus memperbesar kapasitas totalnya. Apakah data-data yang ada di dalam partisi yang lama akan menjadi rusak setelah diperbesar kapasitasnya dengan harddisk yang baru? Tidak, aplikasi LVM ini sudah di desain untuk tidak menyentuh data yang ada di dalam partisi yang telah dikonfigurasi menggunakan LVM sehingga tidak akan merusak data yang tersimpan di dalamnya ketika anda memperbesar kapasitas partisi LVM. Bagaimana caranya? Silakan ikuti langkah-langkah di bawah:

Membuat User Root di Ubuntu

Root adalah user dengan hak tertinggi di linux dkk. Untuk membuat akun root sangat mudah, ane make ubuntu 12.04 LTS. Berikut caranya
  1. buka terminal dengan menekan ctrl + alt + T
  2. kemudian ketikkan : sudo passwd root
  3. lalu masukkan password admin
ROOT ubuntu

  1. kemudian restart komputer
  2. maka akan terlihat beberapa user dalam login Session.

user root
6.      Pilih Login , dalam kolom userame masukkan : root
7.      kemudian isi password dengan yang tentukan pada terminal tadi.
8.      Lalu buka terminal dengan menekan ctrl + alt + T, hasil nya :

SANGAT MUDAH BUKAN,...
Sumber: http://fuggysanskerta.blogspot.com/2013/05/membuat-user-root-di-ubuntu.html

Basic command untuk Linux

Ini adalah managenent file dan Directory dalam terminal Ubuntu, agar pemula tidak bingung dalam mengoprasian terminal Ubuntu.
ls
ls suatu perintah yang di gunakan untuk menampilkan suatu isi dari directory, dan option yang sering di pakai adalah “-l”. Untuk lebih jelasnya “man ls”.
cd
cd kepanjangan dari change directory yang merupakan suatu perintah di gunakan untuk pindah directory.
pwd
pwd perintah ini di gunakan untuk mengetahui keberadaan directory yang sekarang kita tempati saja.
touch
touch sering di gunakan oleh para admin untuk menciptakan suatu file tanpa membukanya. Misalnya seperti “vi , nano” dan lain-lain.
mkdir
mkdir suatu kepanjangan dari make directory sesuai dengan singkatannya perintah ini di gunakan untuk menciptakan suatu directory.

Panduan recovery RAID 1 (mirror) Linux

Di artikel sebelumnya kita telah belajar cara membuat server dengan RAID 1 (mirror) menggunakan solusi software Raid Linux. Dan juga kita sempat mensimulasikan kegagalan salah satu harddisk. Namun bagaimana jika kitaBENAR2 mengalami kegagalan harddisk? Jangan panik, berikut ini langkah2nya. Tapi sebelumnya dari mana kita tahu bahwa salah satu harddisk di raid array kita gagal/rusak? Inilah yang menenangkannya: Linux akan mengirimkan emailsecara otomatis ke kita jika salah satu raid arraynya gagal.

Seperti ini emailnya:

DegradedArray event on /dev/md0:server-mail3.kantorku.kom
From: mdadm monitoring < root@kantorku.kom >
To: root@kantorku.kom 
Date: Yesterday 18:53:45

This is an automatically generated mail message from mdadm
running on server-mail3.kantorku.kom

A DegradedArray event had been detected on md device /dev/md0.

Faithfully yours, etc.